TARI SAMAN
Pengertian
Tari Saman adalah salah satu tarian
daerah Aceh yang paling terkenal saat ini. Tarian ini berasal dari dataran
tinggi Gayo. Syair saman mempergunakan bahasa Arab dan bahasa Aceh. Pada masa
lalu, Tari Saman biasanya ditampilkan untuk merayakan peristiwa – peristiwa
penting dalam adat dan masyarakat Aceh. Selain itu biasanya tarian ini juga
ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad. Pada kenyataannya nama
“Saman” diperoleh dari salah satu ulama besar Aceh, Syech Saman.
Tari Saman biasanya ditampilkan
menggunakan iringan alat musik, berupa gendang dan menggunakan suara dari para
penari dan tepuk tangan mereka yang biasanya dikombinasikan dengan memukul dada
dan pangkal paha mereka sebagai sinkronisasi dan menghempaskan badan ke
berbagai arah. Tarian ini dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya disebut
Syech. Karena keseragaman formasi dan ketepatan waktu adalah suatu keharusan
dalam menampilkan tarian ini, maka para penari dituntut untuk memiliki
konsentrasi yang tinggi dan latihan yang serius agar dapat tampil dengan
sempurna. Tarian ini dilakukan secara berkelompok, sambil bernyanyi dengan
posisi duduk berlutut dan berbanjar/bersaf tanpa menggunakan alat musik
pengiring.
Tari Saman adalah sebuah tarian
suku Gayo (Gayo Lues) yang biasa ditampilkan untuk merayakan
peristiwa-peristiwa penting dalam adat. Syair dalam
tarian Saman mempergunakan bahasa Arab dan bahasa
Gayo. Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran
Nabi Muhammad SAW. Dalam beberapa literatur menyebutkan tari Saman di Aceh
didirikan dan dikembangkan oleh Syekh Saman, seorang ulama yang berasal dari
Gayo di Aceh Tenggara. Tari Saman ditetapkan UNESCO sebagai Daftar
Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia dalam Sidang ke-6 Komite Antar-Pemerintah
untuk Pelindungan Warisan Budaya Tak benda UNESCO di Bali, 24 November 2011.
Tari saman punya banyak nama. Bukan
hanya tari seribu tangan, tapi juga Saman Gayo di Aceh Tenggara dan Tengah,
Saman Lokop di Aceh Timur, dan Saman Aceh Barat di Aceh Barat.Tarian
tradisional Melayu ini asal mulanya dari daerah Aceh Tenggara tepatnya di
dataran tinggi Gayo. Nama "Saman" diambil dari nama pencipta dan
pengembang tari Saman yaitu Syeikh Saman. Ia adalah salah seorang ulama yang
menyebarkan agama Islam di Aceh. Itu sebabnya syair atau lagu yang digunakan
dalam tari saman adalah bahasa Arab dan Aceh. Biasanya syair yang dipakai dalam
tari saman berisi pesan-pesan dakwah, sindiran, pantun nasehat, dan pantun
percintaan.
Tarian saman diduga berasal dari
tarian Melayu kuno karena tari saman menggunakan dua gerakan yang umum
digunakan dalam tarian Melayu kuno: tepuk tangan dan tepuk dada. Menurut
cerita, Syeikh Saman menyebarkan agama Islam sambil mempelajari tarian Melayu kuno.
Supaya dakwahnya lebih mudah, Syeikh Saman menggunakan syair-syair dakwah
dengan gerakan-gerakan tari. Sampai sekarang, tari saman yang sifatnya religius
ini masih dipakai sebagai alat penyampaian pesan dakwah.
Sejarah
Mengapa tarian ini dinamakan tari
Saman? Tarian ini di namakan Saman karena diciptakan oleh seorang Ulama Aceh
bernama Syekh Saman pada sekitar abad XIV Masehi, dari dataran tinggi Gayo.
Awalnya, tarian ini hanyalah berupa permainan rakyat yang dinamakan Pok Ane.
Namun, kemudian ditambahkan iringan syair-syair yang berisi puji-pujian kepada
Allah SWT, serta diiringi pula oleh kombinasi tepukan-tepukan para penari. Saat
itu, tari saman menjadi salah satu media dakwah.
Pada mulanya, tari saman hanya
ditampilkan untuk even-even tertentu, khususnya pada saat merayakan Hari Ulang
Tahun Nabi Besar Muhammad SAW atau disebut peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Biasanya, tari saman ditampilkan di bawah kolong Meunasah (sejenis surau
panggung). Namun seiring perkembangan zaman, tari Saman pun ikut berkembang
hingga penggunaannya menjadi semakin sering dilakukan. Kini, tari saman dapat
digolongkan sebagai tari hiburan/pertunjukan, karena penampilan tari tidak
terikat dengan waktu, peristiwa atau upacara tertentu. Tari Saman dapat
ditampilkan pada setiap kesempatan yang bersifat keramaian dan kegembiraan,
seperti pesta ulang tahun, pesta pernikahan, atau perayaan-perayaan lainnya.
Untuk tempatnya, tari Saman biasa dilakukan di rumah, lapangan, dan ada juga
yang menggunakan panggung.Tari Saman biasanya ditampilkan dipandu oleh seorang
pemimpin yang lazimnya disebut Syekh. Penari Saman dan Syekh harus bisa bekerja
sama dengan baik agar tercipta gerakan yang kompak dan harmonis.
Tari ini berasal dari dataran
tinggi tanah Gayo. Di ciptakan oleh seorang Ulama Aceh bernama Syekh Saman.
Pada mulanya tarian ini hanya merupakan permainan rakyat biasa yang disebut Pok
Ane.
Melihat minat yang besar masyarakat
Aceh pada kesenian ini maka oleh Syekh disisipilah dengan syair- syair yang
berisi Puji-pujian kepada Allah SWT. Sehingga Saman menjadi media dakwah saat
itu. Dahulu latihan Saman dilakukan di bawah kolong Meunasah (sejenis surau,
saat itu bangunan aceh masih bangunan panggung). Sehingga mereka tidak akan
ketinggalan untuk shalat berjamaah. Sejalan kondisi Aceh dalam peperangan maka
syekh menambahkan syair-syair yang manambah semangat juang rakyat Aceh. Tari
ini terus berkembang sesuai kebutuhannya. Sampai sekarang tari ini lebih sering
di tampilkan dalam perayaan-perayaan keagamaan dan kenegaraan. Tarian ini pada
awalnya kurang mendapat perhatian karena keterbatasan komunikasi dan informasi
dari dunia luar. Tari ini mulai mengguncang panggung saat penampilannya pada
Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) II dan peresmian pembukaan Taman Mini Indonesia
Indah (TMII). Gemuruh Saman di TMII menggemparkan tidak hanya nusantara namun
sampai ke manca negara. Saya sebagai anak negeri ini berharap semoga tari Saman
bisa terus menggema.
Tari saman punya banyak nama. Bukan
hanya tari seribu tangan, tapi juga Saman Gayo di Aceh Tenggara dan Tengah,
Saman Lokop di Aceh Timur, dan Saman Aceh Barat di Aceh Barat.Tarian
tradisional Melayu ini asal mulanya dari daerah Aceh Tenggara tepatnya di
dataran tinggi Gayo. Nama "Saman" diambil dari nama pencipta dan
pengembang tari Saman yaitu Syeikh Saman. Ia adalah salah seorang ulama yang
menyebarkan agama Islam di Aceh. Itu sebabnya syair atau lagu yang digunakan
dalam tari saman adalah bahasa Arab dan Aceh. Biasanya syair yang dipakai dalam
tari saman berisi pesan-pesan dakwah, sindiran, pantun nasehat, dan pantun
percintaan.Tarian saman diduga berasal dari tarian Melayu kuno karena tari
saman menggunakan dua gerakan yang umum digunakan dalam tarian Melayu kuno:
tepuk tangan dan tepuk dada. Menurut cerita, Syeikh Saman menyebarkan
agama Islam sambil mempelajari tarian Melayu kuno.
Supaya dakwahnya lebih mudah, Syeikh Saman menggunakan syair-syair dakwah
dengan gerakan-gerakan tari. Sampai sekarang, tari saman yang sifatnya religius
ini masih dipakai sebagai alat penyampaian pesan dakwah.
Pertunjukan Tari Saman dari Masa ke Masa
Dahulu, tari saman ditampilkan
dalam upacara adat tertentu. Salah satunya adalah upacara memperingati hari
kelahiran Nabi Muhammad SAW. Sekarang, tari saman juga ditampilkan dalam
acara-acara kenegaraan seperti kunjungan tamu-tamu negara atau dalam pembukaan
festival dan acara lainnya.Pada masa penjajahan Belanda, pertunjukan tari saman
dilarang karena katanya mengandung unsur magis yang bisa menyesatkan. Namun
larangan ini tidak dihiraukan oleh masyarakat Aceh. Tari saman pun terus
berkembang pesat sampai sekarang. Selain itu, tari saman tidak hanya
dipertunjukkan di NAD tapi juga di kota-kota lain .
Kalau dilihat dari jumlah gerakan
tubuh, tari saman bisa dikatakan tari yang sdderhana. Tetapi gerakannya beragam,
antara lain: gerak guncang, kirep, lingang, surang-saring, dan gerak lengek.
Keunikan tari saman adalah gerakan tangannya yang dinamis, perubahan posisi
duduk para penari, dan goyangan badan yang dihentakkan ke kiri atau kanan
ketika syair lagu dinyanyikan. Tari saman tidak menggunakan musik loh, hanya
syair yang dinyanyikan serta suara tepukan tangan, dada, dan paha.
Aturan
Pergelaran
Bagi para penikmat seni tari, Saman
menjadi salah satu primadona dalam pertunjukan. Dalam setiap penampilannya,
selain menyedot perhatian yang besar juga menyedot para penikmat seni tari.
Tarian Saman termasuk salah satu tarian yang cukup unik, karena hanya
menampilkan gerak tepuk tangan dan gerakan-gerakan lainnya, seperti gerak
badan, kepala dan posisi badan. Keunikan lainnya terlihat dari posisi duduk
para penari dan goyangan badan yang dihentakkan ke kiri atau ke kanan, ketika
syair-syair dilagukan.
Tari ini biasanya dimainkan oleh
belasan atau puluhan laki-laki, tetapi jumlahnya harus ganjil. Namun, dalam
perkembangan selanjutnya, tarian ini dimainkan pula oleh kaum perempuan atau
campuran antara laki-laki dan perempuan. Dan tentunya dengan modifikasi gerak
lainnya. Saya kadang bertanya bagaimana orang sebanyak itu bisa dengan serentak
memainkan tarian yang memiliki kecepatan tinggi? Selain latihan tentunya, pasti
ada formasi tertentu dalam meletakkan tiap-tiap penari itu sehingga kerapatan
dan keseimbangan tarian terlihat harmonis dan dinamis.
Hampir semua tarian Aceh dilakukan
beramai-ramai. Ini memerlukan kerjasama dan saling percaya antara syeikh
(pemimpin dalam tarian) dengan para penarinya. Namun apa saja unsur yang
membuat tarian ini menjadi begitu indah dalam gerak, irama dan kekompakan tidak
banyak kita mengetahuinya.Sekarang mari kita mulai mengupas unsur pendukung
dalam tari saman ini. Mungkin saat kita mengetahui segala aspek yang terdapat
dalam tarian ini, kita dapat lebih memahami. Dan mendapatkan tidak hanya
keindahan namun juga makna filosofi dari posisi, gerak, syair yang terlantun saat
pertunjukan Saman di gelar.
Dalam penampilan yang biasa saja
(bukan pertandingan) dimana adanya keterbatasan waktu, Saman bisa saja
dimainkan oleh 10 – 12 penari, akan tetapi kebutuhan Saman setidaknya didukung
15 – 17 penari. Yang mempunyai fungsi sebagai berikut :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Nomor 9 disebut Pengangkat
Pengangkat adalah tokoh utama (sejenis syekh dalam
seudati) titik sentral dalam Saman, yang menentukan gerak tari, level tari,
syair-syair yang dikumandangkan maupun syair-syair sebagai balasan terhadap
serangan lawan main (Saman Jalu / pertandingan)
Nomor 8 dan 10 disebut Pengapit
Pengapit adalah tokoh pembantu pengangkat baik gerak
tari maupun nyanyian/ vokal
Nomor 2-7 dan 11-16 disebut Penyepit
Penyepit adalah penari biasa yang mendukung tari
atau gerak tari yang diarahkan pengangkat. Selain sebagai penari juga berperan
menyepit (menghimpit). Sehingga kerapatan antara penari terjaga, sehingga
penari menyatu tanpa antara dalam posisi banjar/ bershaf (horizontal) untuk
keutuhan dan keserempakan gerak.
Nomor 1 dan 17 disebut Penupang
Penupang adalah penari yang paling
ujung kanan-kiri dari barisan penari yang duduk berbanjar. Penupang selain
berperan sebagai bagian dari pendukung tari juga berperan menupang/ menahan
keutuhan posisi tari agar tetap rapat dan lurus. Sehingga penupang disebut
penamat kerpe jejerun (pemegang rumput
jejerun). Seakan-akan bertahan memperkokoh kedudukan
dengan memgang rumput jejerun (jejerun sejenis rumput yang akarnya kuat dan
terhujam dalam, sukar di cabut.
Tari saman ditarikan dalam posisi
duduk. Termasuk dalam jenis kesenian ratoh duk (tari duduk). Yang kelahirannya
erat berkaitan dengan masuk dan berkembangnya agama islam. Dimana posisi penari
duduk berlutut, berat badan tertekan kepada kedua telapak kaki. Pola ruang pada
tari saman juga terbatas pada level, yakni ketinggian posisi badan. Dari posisi
duduk berlutut berubah ke posisi diatas lutut (Gayo – berlembuku) yang merupakan
level paling tinggi, sedang level yang paling rendah adalah apabila penari
membungkuk badan kedepan sampai 45o (tungkuk) atau miring kebelakang sampai 60o
(langat). Terkadang saat melakukan gerakan tersebut disertai gerakan miring ke
kanan atau ke kiri yang disebut singkeh. Ada pula gerak badan dalam posisi
duduk melenggang ke kanan-depan atau kiri-belakang (lingang).
Selain posisi duduk dan gerak
badan, gerak tangan sangat dominan dalam tari saman. Karena dia berfungsi
sebagai gerak sekaligus musik. Ada yang disebut cerkop yaitu kedua tangan
berhimpit dan searah. Ada juga cilok, yaitu gerak ujung jari telunjuk seakan
mengambil sesuatu benda ringan seperti garam. Dan tepok yang dilakukan dalam
berbagai posisi (horizontal/ bolak-balik/ seperti baling-baling). Gerakan
kepala seperti mengangguk dalam tempo lamban sampai cepat (anguk) dan kepala
berputar seperti baling-baling (girek) juga merupakan ragam gerak saman.
Kesenyawaan semua unsur inilah yang menambah keindahan dan keharmonisan dalam
gerak tari saman.
Karena tari saman di mainkan tanpa
alat musik, maka sebagai pengiringnya di gunakan tangan dan badan. Ada beberapa
cara untuk mendapatkan bunyi-bunyian tersebut:
Tepukan kedua belah tangan. Ini biasanya bertempo
sedang sampai cepat
Pukulan kedua telapak tangan ke dada. Biasanya
bertempo cepat
Tepukan sebelah telapak tangan ke dada. Umunya
bertempo sedang
Gesekan ibu jari dengan jari tengah tangan (kertip).
Umunya bertempo sedang.
Dan nyanyian para penari menambah kedinamisan dari
tarian saman. Dimana cara menyanyikan lagu-lagu dalam tari saman dibagi dalam 5
macam :
Rengum, yaitu auman yang diawali oleh pengangkat.
Dering, yaitu regnum yang segera diikuti oleh semua
penari.
Redet, yaitu lagu singkat dengan suara pendek yang
dinyanyikan oleh seorang penari pada bagian tengah tari.
Syek, yaitu lagu yang dinyanyikan oleh seorang
penari dengan suara panjang tinggi melengking, biasanya sebagai tanda perubahan
gerak
Saur, yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh
penari setelah dinyanyikan oleh penari solo.
Dalam setiap pertunjukan semuanya
itu di sinergikan sehingga mengahasilkan suatu gerak tarian yang mengagumkan.
Jadi kekuatan tari Saman tidak hanya terletak pada syairnya saja namun gerak
yang kompak menjadi nilai lebih dalam tarian. Ini boleh terwujud dari kepatuhan
para penarinya dalam memainkan perannya masing-masing.Itulah sekelumit tentang
fungsi formasi, jenis gerak, asal musik pengiring serta nyanyian dalam
pertunjukan tari Saman. Semoga bermanfaat bagi anda dalam memahami tarian
Saman.
Pada umumnya, tari saman dimainkan
oleh belasan atau puluhan laki-laki dengan jumlah ganjil. Namun dalam
perkembangan selanjutnya tari saman juga ditarikan oleh perempuan. Ada pendapat
lain yang mengatakan bahwa tarian ini ditarikan oleh 10 orang. Delapan orang
penari dan dua orang sebagai pemberi aba-aba sambil bernyanyi. Seorang Syeikh
ditunjuk sebagai pengatur gerakan dan penyanyi syair-syair lagu untuk tarian
ini.
Para penari saman memakai kostum
seragam khas Aceh: bulan teleng di kepala, penutup leher, dan gelang di kedua
pergelangan tangan. Sebelum menari, para penari duduk berbaris memanjang ke
samping dengan lutut ditekuk. Syeikh duduk di tengah-tengah para penari lainnya
kemudian menyanyikan syair atau lagu yang diikuti dengan berbagai gerakan oleh
penari yang lain. Gerakan dan lagu yang dinyanyikan memiliki hubungan yang
dinamis, sinkron, dan memperlihatkan kekompakkan. Tarian ini diawali dengan
satu gerakan lambat, dengan tepuk tangan, tepuk dada, dan paha, serta
mengangakat tangan ke atas secara bergantian. Semakin lama, gerakan tarian ini
semakin cepat hingga tari saman pun berakhir.
Gerakan
Tarian saman menggunakan dua unsur gerak yang
menjadi unsur dasar dalam tarian saman: Tepuk tangan dan tepuk dada. Diduga,
ketika menyebarkan agama Islam, syeikh saman mempelajari tarian melayu kuno,
kemudian menghadirkan kembali lewat gerak yang disertai dengan syair-syair
dakwah Islam demi memudahkan dakwahnya. Dalam konteks kekinian, tarian ritual
yang bersifat religius ini masih digunakan sebagai media untuk menyampaikan
pesan-pesan dakwah melalui pertunjukan-pertunjukan.
Tarian Saman termasuk salah satu
tarian yang cukup unik, karena hanya menampilkan gerak tepuk tangan dan
gerakan-gerakan lainnya, seperti gerak
guncang, kirep, lingang, surang-saring (semua gerak
ini adalah bahasa Gayo). Selain itu, ada 2 baris orang yang menyanyi sambil
bertepuk tangan dan semua penari Tari Saman harus menari dengan harmonis. Dalam
Tari Saman biasanya, temponya makin lama akan makin cepat supaya Tari Saman
menarik.
Penari
Pada umumnya, tari Saman dimainkan
oleh belasan atau puluhan laki-laki. tetapi jumlahnya harus ganjil. Namun,
dalam perkembangan selanjutnya, tarian ini juga dimainkan oleh kaum perempuan.
Pendapat Lain mengatakan tarian ini ditarikan kurang dari 10 orang, dengan
rincian 8 penari dan 2 orang sebagai pemberi aba-aba sambil bernyanyi. Namun,
perkembangan di era modern menghendaki bahwa suatu tarian itu akan semakin
semarak apabila ditarikan oleh penari dengan jumlah yang lebih banyak. Di
sinilah peran Syeikh, ia harus mengatur gerakan dan menyanyikan syair-syair
tari Saman.
Kostum atau busana khusus saman
terbagi dari tiga bagian yaitu:
· Pada kepala: bulung teleng atau tengkuluk dasar
kain hitam empat persegi. Dua segi disulam dengan benang seperti baju, sunting
kepies.
· Pada badan: baju pokok/ baju kerawang (baju dasar
warna hitam, disulam benang putih, hijau dan merah, bahagian pinggang disulam
dengan kedawek dan kekait, baju bertangan pendek) celana dan kain sarung.
· Pada tangan: topeng gelang, sapu tangan. Begitu
pula halnya dalam penggunaan warna, menurut tradisi mengandung nilai-nilai
tertentu, karena melalui warna menunjukkan identitas para pemakainya. Warna-warna
tersebut mencerminkan kekompakan, kebijaksanaan, keperkasaan, keberanian dan
keharmonisan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar