tariku indonesia
Senin, 23 April 2012
Pencipta tari Piring
Tari piring merupakan tarian yang tidak asing didengar. beberapa orang mungkin sudah sangat akrab mendengar jenis tarian ini, banyak yang tidak tahu asal usul tari ini serta penciptanya. Tari piring ini sendiri diciptakan oleh Huriah Adam selaku seniman terkenal di minangkabau. Seniman ini banyak menghasilkan / menciptakan jenis gerak tari yang indah sertaterkenal sampai saat ini ditanah Minangkabau. Tentu saja beliau sangat berdedikasi terhadap perkembangan seni tari tradisional di Indonesia. Tetapi sayang beliau meninggal dengan jasad yang tidak ditemukan karena kecelakaan pesawat. tentu hal Ini mmerupakan pukulan karena Indonesia telah kehilangan salah satu seniman tari yang sangat berbakat.
Selasa, 14 September 2010
Tari Saman
TARI SAMAN
Pengertian
Tari Saman adalah salah satu tarian
daerah Aceh yang paling terkenal saat ini. Tarian ini berasal dari dataran
tinggi Gayo. Syair saman mempergunakan bahasa Arab dan bahasa Aceh. Pada masa
lalu, Tari Saman biasanya ditampilkan untuk merayakan peristiwa – peristiwa
penting dalam adat dan masyarakat Aceh. Selain itu biasanya tarian ini juga
ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad. Pada kenyataannya nama
“Saman” diperoleh dari salah satu ulama besar Aceh, Syech Saman.
Tari Saman biasanya ditampilkan
menggunakan iringan alat musik, berupa gendang dan menggunakan suara dari para
penari dan tepuk tangan mereka yang biasanya dikombinasikan dengan memukul dada
dan pangkal paha mereka sebagai sinkronisasi dan menghempaskan badan ke
berbagai arah. Tarian ini dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya disebut
Syech. Karena keseragaman formasi dan ketepatan waktu adalah suatu keharusan
dalam menampilkan tarian ini, maka para penari dituntut untuk memiliki
konsentrasi yang tinggi dan latihan yang serius agar dapat tampil dengan
sempurna. Tarian ini dilakukan secara berkelompok, sambil bernyanyi dengan
posisi duduk berlutut dan berbanjar/bersaf tanpa menggunakan alat musik
pengiring.
Tari Saman adalah sebuah tarian
suku Gayo (Gayo Lues) yang biasa ditampilkan untuk merayakan
peristiwa-peristiwa penting dalam adat. Syair dalam
tarian Saman mempergunakan bahasa Arab dan bahasa
Gayo. Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran
Nabi Muhammad SAW. Dalam beberapa literatur menyebutkan tari Saman di Aceh
didirikan dan dikembangkan oleh Syekh Saman, seorang ulama yang berasal dari
Gayo di Aceh Tenggara. Tari Saman ditetapkan UNESCO sebagai Daftar
Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia dalam Sidang ke-6 Komite Antar-Pemerintah
untuk Pelindungan Warisan Budaya Tak benda UNESCO di Bali, 24 November 2011.
Tari saman punya banyak nama. Bukan
hanya tari seribu tangan, tapi juga Saman Gayo di Aceh Tenggara dan Tengah,
Saman Lokop di Aceh Timur, dan Saman Aceh Barat di Aceh Barat.Tarian
tradisional Melayu ini asal mulanya dari daerah Aceh Tenggara tepatnya di
dataran tinggi Gayo. Nama "Saman" diambil dari nama pencipta dan
pengembang tari Saman yaitu Syeikh Saman. Ia adalah salah seorang ulama yang
menyebarkan agama Islam di Aceh. Itu sebabnya syair atau lagu yang digunakan
dalam tari saman adalah bahasa Arab dan Aceh. Biasanya syair yang dipakai dalam
tari saman berisi pesan-pesan dakwah, sindiran, pantun nasehat, dan pantun
percintaan.
Tarian saman diduga berasal dari
tarian Melayu kuno karena tari saman menggunakan dua gerakan yang umum
digunakan dalam tarian Melayu kuno: tepuk tangan dan tepuk dada. Menurut
cerita, Syeikh Saman menyebarkan agama Islam sambil mempelajari tarian Melayu kuno.
Supaya dakwahnya lebih mudah, Syeikh Saman menggunakan syair-syair dakwah
dengan gerakan-gerakan tari. Sampai sekarang, tari saman yang sifatnya religius
ini masih dipakai sebagai alat penyampaian pesan dakwah.
Sejarah
Mengapa tarian ini dinamakan tari
Saman? Tarian ini di namakan Saman karena diciptakan oleh seorang Ulama Aceh
bernama Syekh Saman pada sekitar abad XIV Masehi, dari dataran tinggi Gayo.
Awalnya, tarian ini hanyalah berupa permainan rakyat yang dinamakan Pok Ane.
Namun, kemudian ditambahkan iringan syair-syair yang berisi puji-pujian kepada
Allah SWT, serta diiringi pula oleh kombinasi tepukan-tepukan para penari. Saat
itu, tari saman menjadi salah satu media dakwah.
Pada mulanya, tari saman hanya
ditampilkan untuk even-even tertentu, khususnya pada saat merayakan Hari Ulang
Tahun Nabi Besar Muhammad SAW atau disebut peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Biasanya, tari saman ditampilkan di bawah kolong Meunasah (sejenis surau
panggung). Namun seiring perkembangan zaman, tari Saman pun ikut berkembang
hingga penggunaannya menjadi semakin sering dilakukan. Kini, tari saman dapat
digolongkan sebagai tari hiburan/pertunjukan, karena penampilan tari tidak
terikat dengan waktu, peristiwa atau upacara tertentu. Tari Saman dapat
ditampilkan pada setiap kesempatan yang bersifat keramaian dan kegembiraan,
seperti pesta ulang tahun, pesta pernikahan, atau perayaan-perayaan lainnya.
Untuk tempatnya, tari Saman biasa dilakukan di rumah, lapangan, dan ada juga
yang menggunakan panggung.Tari Saman biasanya ditampilkan dipandu oleh seorang
pemimpin yang lazimnya disebut Syekh. Penari Saman dan Syekh harus bisa bekerja
sama dengan baik agar tercipta gerakan yang kompak dan harmonis.
Tari ini berasal dari dataran
tinggi tanah Gayo. Di ciptakan oleh seorang Ulama Aceh bernama Syekh Saman.
Pada mulanya tarian ini hanya merupakan permainan rakyat biasa yang disebut Pok
Ane.
Melihat minat yang besar masyarakat
Aceh pada kesenian ini maka oleh Syekh disisipilah dengan syair- syair yang
berisi Puji-pujian kepada Allah SWT. Sehingga Saman menjadi media dakwah saat
itu. Dahulu latihan Saman dilakukan di bawah kolong Meunasah (sejenis surau,
saat itu bangunan aceh masih bangunan panggung). Sehingga mereka tidak akan
ketinggalan untuk shalat berjamaah. Sejalan kondisi Aceh dalam peperangan maka
syekh menambahkan syair-syair yang manambah semangat juang rakyat Aceh. Tari
ini terus berkembang sesuai kebutuhannya. Sampai sekarang tari ini lebih sering
di tampilkan dalam perayaan-perayaan keagamaan dan kenegaraan. Tarian ini pada
awalnya kurang mendapat perhatian karena keterbatasan komunikasi dan informasi
dari dunia luar. Tari ini mulai mengguncang panggung saat penampilannya pada
Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) II dan peresmian pembukaan Taman Mini Indonesia
Indah (TMII). Gemuruh Saman di TMII menggemparkan tidak hanya nusantara namun
sampai ke manca negara. Saya sebagai anak negeri ini berharap semoga tari Saman
bisa terus menggema.
Tari saman punya banyak nama. Bukan
hanya tari seribu tangan, tapi juga Saman Gayo di Aceh Tenggara dan Tengah,
Saman Lokop di Aceh Timur, dan Saman Aceh Barat di Aceh Barat.Tarian
tradisional Melayu ini asal mulanya dari daerah Aceh Tenggara tepatnya di
dataran tinggi Gayo. Nama "Saman" diambil dari nama pencipta dan
pengembang tari Saman yaitu Syeikh Saman. Ia adalah salah seorang ulama yang
menyebarkan agama Islam di Aceh. Itu sebabnya syair atau lagu yang digunakan
dalam tari saman adalah bahasa Arab dan Aceh. Biasanya syair yang dipakai dalam
tari saman berisi pesan-pesan dakwah, sindiran, pantun nasehat, dan pantun
percintaan.Tarian saman diduga berasal dari tarian Melayu kuno karena tari
saman menggunakan dua gerakan yang umum digunakan dalam tarian Melayu kuno:
tepuk tangan dan tepuk dada. Menurut cerita, Syeikh Saman menyebarkan
agama Islam sambil mempelajari tarian Melayu kuno.
Supaya dakwahnya lebih mudah, Syeikh Saman menggunakan syair-syair dakwah
dengan gerakan-gerakan tari. Sampai sekarang, tari saman yang sifatnya religius
ini masih dipakai sebagai alat penyampaian pesan dakwah.
Pertunjukan Tari Saman dari Masa ke Masa
Dahulu, tari saman ditampilkan
dalam upacara adat tertentu. Salah satunya adalah upacara memperingati hari
kelahiran Nabi Muhammad SAW. Sekarang, tari saman juga ditampilkan dalam
acara-acara kenegaraan seperti kunjungan tamu-tamu negara atau dalam pembukaan
festival dan acara lainnya.Pada masa penjajahan Belanda, pertunjukan tari saman
dilarang karena katanya mengandung unsur magis yang bisa menyesatkan. Namun
larangan ini tidak dihiraukan oleh masyarakat Aceh. Tari saman pun terus
berkembang pesat sampai sekarang. Selain itu, tari saman tidak hanya
dipertunjukkan di NAD tapi juga di kota-kota lain .
Kalau dilihat dari jumlah gerakan
tubuh, tari saman bisa dikatakan tari yang sdderhana. Tetapi gerakannya beragam,
antara lain: gerak guncang, kirep, lingang, surang-saring, dan gerak lengek.
Keunikan tari saman adalah gerakan tangannya yang dinamis, perubahan posisi
duduk para penari, dan goyangan badan yang dihentakkan ke kiri atau kanan
ketika syair lagu dinyanyikan. Tari saman tidak menggunakan musik loh, hanya
syair yang dinyanyikan serta suara tepukan tangan, dada, dan paha.
Aturan
Pergelaran
Bagi para penikmat seni tari, Saman
menjadi salah satu primadona dalam pertunjukan. Dalam setiap penampilannya,
selain menyedot perhatian yang besar juga menyedot para penikmat seni tari.
Tarian Saman termasuk salah satu tarian yang cukup unik, karena hanya
menampilkan gerak tepuk tangan dan gerakan-gerakan lainnya, seperti gerak
badan, kepala dan posisi badan. Keunikan lainnya terlihat dari posisi duduk
para penari dan goyangan badan yang dihentakkan ke kiri atau ke kanan, ketika
syair-syair dilagukan.
Tari ini biasanya dimainkan oleh
belasan atau puluhan laki-laki, tetapi jumlahnya harus ganjil. Namun, dalam
perkembangan selanjutnya, tarian ini dimainkan pula oleh kaum perempuan atau
campuran antara laki-laki dan perempuan. Dan tentunya dengan modifikasi gerak
lainnya. Saya kadang bertanya bagaimana orang sebanyak itu bisa dengan serentak
memainkan tarian yang memiliki kecepatan tinggi? Selain latihan tentunya, pasti
ada formasi tertentu dalam meletakkan tiap-tiap penari itu sehingga kerapatan
dan keseimbangan tarian terlihat harmonis dan dinamis.
Hampir semua tarian Aceh dilakukan
beramai-ramai. Ini memerlukan kerjasama dan saling percaya antara syeikh
(pemimpin dalam tarian) dengan para penarinya. Namun apa saja unsur yang
membuat tarian ini menjadi begitu indah dalam gerak, irama dan kekompakan tidak
banyak kita mengetahuinya.Sekarang mari kita mulai mengupas unsur pendukung
dalam tari saman ini. Mungkin saat kita mengetahui segala aspek yang terdapat
dalam tarian ini, kita dapat lebih memahami. Dan mendapatkan tidak hanya
keindahan namun juga makna filosofi dari posisi, gerak, syair yang terlantun saat
pertunjukan Saman di gelar.
Dalam penampilan yang biasa saja
(bukan pertandingan) dimana adanya keterbatasan waktu, Saman bisa saja
dimainkan oleh 10 – 12 penari, akan tetapi kebutuhan Saman setidaknya didukung
15 – 17 penari. Yang mempunyai fungsi sebagai berikut :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Nomor 9 disebut Pengangkat
Pengangkat adalah tokoh utama (sejenis syekh dalam
seudati) titik sentral dalam Saman, yang menentukan gerak tari, level tari,
syair-syair yang dikumandangkan maupun syair-syair sebagai balasan terhadap
serangan lawan main (Saman Jalu / pertandingan)
Nomor 8 dan 10 disebut Pengapit
Pengapit adalah tokoh pembantu pengangkat baik gerak
tari maupun nyanyian/ vokal
Nomor 2-7 dan 11-16 disebut Penyepit
Penyepit adalah penari biasa yang mendukung tari
atau gerak tari yang diarahkan pengangkat. Selain sebagai penari juga berperan
menyepit (menghimpit). Sehingga kerapatan antara penari terjaga, sehingga
penari menyatu tanpa antara dalam posisi banjar/ bershaf (horizontal) untuk
keutuhan dan keserempakan gerak.
Nomor 1 dan 17 disebut Penupang
Penupang adalah penari yang paling
ujung kanan-kiri dari barisan penari yang duduk berbanjar. Penupang selain
berperan sebagai bagian dari pendukung tari juga berperan menupang/ menahan
keutuhan posisi tari agar tetap rapat dan lurus. Sehingga penupang disebut
penamat kerpe jejerun (pemegang rumput
jejerun). Seakan-akan bertahan memperkokoh kedudukan
dengan memgang rumput jejerun (jejerun sejenis rumput yang akarnya kuat dan
terhujam dalam, sukar di cabut.
Tari saman ditarikan dalam posisi
duduk. Termasuk dalam jenis kesenian ratoh duk (tari duduk). Yang kelahirannya
erat berkaitan dengan masuk dan berkembangnya agama islam. Dimana posisi penari
duduk berlutut, berat badan tertekan kepada kedua telapak kaki. Pola ruang pada
tari saman juga terbatas pada level, yakni ketinggian posisi badan. Dari posisi
duduk berlutut berubah ke posisi diatas lutut (Gayo – berlembuku) yang merupakan
level paling tinggi, sedang level yang paling rendah adalah apabila penari
membungkuk badan kedepan sampai 45o (tungkuk) atau miring kebelakang sampai 60o
(langat). Terkadang saat melakukan gerakan tersebut disertai gerakan miring ke
kanan atau ke kiri yang disebut singkeh. Ada pula gerak badan dalam posisi
duduk melenggang ke kanan-depan atau kiri-belakang (lingang).
Selain posisi duduk dan gerak
badan, gerak tangan sangat dominan dalam tari saman. Karena dia berfungsi
sebagai gerak sekaligus musik. Ada yang disebut cerkop yaitu kedua tangan
berhimpit dan searah. Ada juga cilok, yaitu gerak ujung jari telunjuk seakan
mengambil sesuatu benda ringan seperti garam. Dan tepok yang dilakukan dalam
berbagai posisi (horizontal/ bolak-balik/ seperti baling-baling). Gerakan
kepala seperti mengangguk dalam tempo lamban sampai cepat (anguk) dan kepala
berputar seperti baling-baling (girek) juga merupakan ragam gerak saman.
Kesenyawaan semua unsur inilah yang menambah keindahan dan keharmonisan dalam
gerak tari saman.
Karena tari saman di mainkan tanpa
alat musik, maka sebagai pengiringnya di gunakan tangan dan badan. Ada beberapa
cara untuk mendapatkan bunyi-bunyian tersebut:
Tepukan kedua belah tangan. Ini biasanya bertempo
sedang sampai cepat
Pukulan kedua telapak tangan ke dada. Biasanya
bertempo cepat
Tepukan sebelah telapak tangan ke dada. Umunya
bertempo sedang
Gesekan ibu jari dengan jari tengah tangan (kertip).
Umunya bertempo sedang.
Dan nyanyian para penari menambah kedinamisan dari
tarian saman. Dimana cara menyanyikan lagu-lagu dalam tari saman dibagi dalam 5
macam :
Rengum, yaitu auman yang diawali oleh pengangkat.
Dering, yaitu regnum yang segera diikuti oleh semua
penari.
Redet, yaitu lagu singkat dengan suara pendek yang
dinyanyikan oleh seorang penari pada bagian tengah tari.
Syek, yaitu lagu yang dinyanyikan oleh seorang
penari dengan suara panjang tinggi melengking, biasanya sebagai tanda perubahan
gerak
Saur, yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh
penari setelah dinyanyikan oleh penari solo.
Dalam setiap pertunjukan semuanya
itu di sinergikan sehingga mengahasilkan suatu gerak tarian yang mengagumkan.
Jadi kekuatan tari Saman tidak hanya terletak pada syairnya saja namun gerak
yang kompak menjadi nilai lebih dalam tarian. Ini boleh terwujud dari kepatuhan
para penarinya dalam memainkan perannya masing-masing.Itulah sekelumit tentang
fungsi formasi, jenis gerak, asal musik pengiring serta nyanyian dalam
pertunjukan tari Saman. Semoga bermanfaat bagi anda dalam memahami tarian
Saman.
Pada umumnya, tari saman dimainkan
oleh belasan atau puluhan laki-laki dengan jumlah ganjil. Namun dalam
perkembangan selanjutnya tari saman juga ditarikan oleh perempuan. Ada pendapat
lain yang mengatakan bahwa tarian ini ditarikan oleh 10 orang. Delapan orang
penari dan dua orang sebagai pemberi aba-aba sambil bernyanyi. Seorang Syeikh
ditunjuk sebagai pengatur gerakan dan penyanyi syair-syair lagu untuk tarian
ini.
Para penari saman memakai kostum
seragam khas Aceh: bulan teleng di kepala, penutup leher, dan gelang di kedua
pergelangan tangan. Sebelum menari, para penari duduk berbaris memanjang ke
samping dengan lutut ditekuk. Syeikh duduk di tengah-tengah para penari lainnya
kemudian menyanyikan syair atau lagu yang diikuti dengan berbagai gerakan oleh
penari yang lain. Gerakan dan lagu yang dinyanyikan memiliki hubungan yang
dinamis, sinkron, dan memperlihatkan kekompakkan. Tarian ini diawali dengan
satu gerakan lambat, dengan tepuk tangan, tepuk dada, dan paha, serta
mengangakat tangan ke atas secara bergantian. Semakin lama, gerakan tarian ini
semakin cepat hingga tari saman pun berakhir.
Gerakan
Tarian saman menggunakan dua unsur gerak yang
menjadi unsur dasar dalam tarian saman: Tepuk tangan dan tepuk dada. Diduga,
ketika menyebarkan agama Islam, syeikh saman mempelajari tarian melayu kuno,
kemudian menghadirkan kembali lewat gerak yang disertai dengan syair-syair
dakwah Islam demi memudahkan dakwahnya. Dalam konteks kekinian, tarian ritual
yang bersifat religius ini masih digunakan sebagai media untuk menyampaikan
pesan-pesan dakwah melalui pertunjukan-pertunjukan.
Tarian Saman termasuk salah satu
tarian yang cukup unik, karena hanya menampilkan gerak tepuk tangan dan
gerakan-gerakan lainnya, seperti gerak
guncang, kirep, lingang, surang-saring (semua gerak
ini adalah bahasa Gayo). Selain itu, ada 2 baris orang yang menyanyi sambil
bertepuk tangan dan semua penari Tari Saman harus menari dengan harmonis. Dalam
Tari Saman biasanya, temponya makin lama akan makin cepat supaya Tari Saman
menarik.
Penari
Pada umumnya, tari Saman dimainkan
oleh belasan atau puluhan laki-laki. tetapi jumlahnya harus ganjil. Namun,
dalam perkembangan selanjutnya, tarian ini juga dimainkan oleh kaum perempuan.
Pendapat Lain mengatakan tarian ini ditarikan kurang dari 10 orang, dengan
rincian 8 penari dan 2 orang sebagai pemberi aba-aba sambil bernyanyi. Namun,
perkembangan di era modern menghendaki bahwa suatu tarian itu akan semakin
semarak apabila ditarikan oleh penari dengan jumlah yang lebih banyak. Di
sinilah peran Syeikh, ia harus mengatur gerakan dan menyanyikan syair-syair
tari Saman.
Kostum atau busana khusus saman
terbagi dari tiga bagian yaitu:
· Pada kepala: bulung teleng atau tengkuluk dasar
kain hitam empat persegi. Dua segi disulam dengan benang seperti baju, sunting
kepies.
· Pada badan: baju pokok/ baju kerawang (baju dasar
warna hitam, disulam benang putih, hijau dan merah, bahagian pinggang disulam
dengan kedawek dan kekait, baju bertangan pendek) celana dan kain sarung.
· Pada tangan: topeng gelang, sapu tangan. Begitu
pula halnya dalam penggunaan warna, menurut tradisi mengandung nilai-nilai
tertentu, karena melalui warna menunjukkan identitas para pemakainya. Warna-warna
tersebut mencerminkan kekompakan, kebijaksanaan, keperkasaan, keberanian dan
keharmonisan.
Rabu, 01 September 2010
Pergelaran Tari Piring
Gerakan Tari Piring pada umumnya adalah meletakkan dua buah piring di atas dua telapak tangan yang kemudian diayun dan diikuti oleh gerakan-gerakan tari yang cepat, dan diselingi dentingan piring atau dentingan dua cincin di jari penari terhadap piring yang dibawanya. Pada akhir tarian, biasanya piring-piring yang dibawakan oleh para penari dilemparkan ke lantai dan kemudian para penari akan menari di atas pecahan-pecahan piring tersebut.
Tarian ini diiringi oleh alat musik Talempong dan Saluang. Jumlah penari biasanya berjumlah ganjil yang terdiri dari tiga sampai tujuh orang. Kombinasi musik yang cepat dengan gerak penari yang begitu lincah membuat pesona Tari Piring begitu menakjubkan. Pakaian yang digunakan para penaripun haruslah pakaian yang cerah, dengan nuansa warna merah dan kuning keemasan.
Gerakan pada tarian ini sebagian besar meletakkan dua buah piring di atas dua telapak tangan dengan gerakan tari yang cepat. Yang diselingi dentingan piring atau dentingan dua cincin di jari penari terhadap piring yang dibawanya.
Biasanya Tari Piring Sumatera Barat dibawakan bersama atau berpasangan. Tarian ini diiringi oleh talempong dan saluang. Keduanya juga adalah alat musik tradisional Sumatera Barat. Pada akhir tarian biasanya piring tersebut dilempar ke lantai dan para penari akan menari di atas pecahan piring.
Tarian ini juga menggabungkan seni tari dan seni beladiri yaitu pencak silat. Tari Piring Sumatera Barat biasanya dibawakan dalam 7 menit atau angka-angka ganjil lainnya. Jumlah penari biasanya juga berjumlah ganjil terdiri dari tiga sampai tujuh orang. Pakaian yang digunakan penari haruslah pakaian yang cerah, dengan nuansa warna merah dan kuning khas Minangkabau.
Selain Tari Piring yang biasa ditampilkan, juga ada tari piriang ramo-ramo bagaluik. Yang memadukan gerakan Tari Piring dan gerakan kupu-kupu sedang bercengkrama. Tarian ini berasal dari Solok dan memang jarang di tampilkan, karena sedikit sekali masya-rakat yang menguasainya.
Tari Piring memang memiliki cara dan pola yang beragam. Hanya saja, Tari Piring disatukan oleh kesamaan konsep yang menjadi karakteristik yang unik. Artinya, secara teknis boleh berbeda, namun secara konseptual dan gaya, dimanapun dan kapanpun, tetap sama.
Sebagai misal adalah pakaian dan jumlah penari. Berapapun jumlah penarinya, Tari Piring identik dengan jumlah ganjil. Sedang-kan pakaian, yang perlu ditekankan adalah kekhasan baju melayunya. Tidak mesti warna-warni. Hanya, warna merah atau kuning lebih ditekankan. Sebab, warna merah dan kuning adalah warna mencolok yang dapat menarik perhatian penonton.
Penampilan Tari Piring akan semakin elok bila diiringi musik. Tampaknya, musik menjadi instrumen yang wajib mengiringi Tarian ini. Musik itu seperti gong, rebana, gendang, talempong, dan lain-lain. Yang lebih ditekankan lagi adalah musik berbasis tradisional. Kalaupun memanfaatkan alat musik modern, nuansa tradisonalnya musti lebih menonjol.
Tidak salah bila Tari Piring disukai banyak orang. Gerakannya sangat kompak, rapih, dan cepat. Bagi siapa saja yang baru pertama melihat pentas Tari Piring, jantung diajak untuk berbangga hati dan kagum, disamping ada semacam rasa waswas kalau-kalau piring yang dimainkan para penari jatuh.
Hanya oleh penari-penari yang ahli dan profesional sajalah Tari Piring bisa dimainkan secara apik dan menawan. Gerakannya harus penuh semangat, atraktif, dinamis, kaya dengan gerakan (tidak monoton). Dengan demikian, Tari Piring dan pesan-pesan positifnya seperti kegembiraan, kebersamaan, kesejahteraan dan kemakmuran benar-benar dirasakan oleh penikmat tari atau penonton.
Pada Seni Tari Piring dapat dilakukan dalam berbagai cara atau versi, hal itu semua tergantung dimana tempat atau kampung dimana Tarian Piring itu dilakukan. Namun tidak begitu banyak perbedaan dari Tari Piring yang dilakukan dari satu tempat dengan tempat yang lainnya, khususnya mengenai konsep, pendekatan dan gaya persembahan. Secara keseluruhannya, untuk memahami bagaimana sebuah Tari Piring disajikan, di bawah ini merupakan urutan atau susunan sebuah persembahannya.
1. Persiapan awal.
Sudah menjadi kebiasaan bahwa sebuah persembahan kesenian harus dimulakan dengan persediaan yang rapi. Sebelum sebuah persembahan diadakan, selain latihan untuk mewujudkan kecakapan, para penari Tari Piring juga harus mempunyai latihan pernafasan yang baik agar tidak kacau sewaktu membuat persembahan.
Menjelang hari atau masa persembahan, para penari Tari Piring harus memastikan agar piring-piring yang mereka akan gunakan berada dalam keadaan baik. Piring yang retak atau sumbing harus digantikan dengan yang lain, agar tidak membahayakan diri sendiri atau orang ramai yang menonton. Ketika ini juga penari telah memutuskan jumlah piring yang akan digunakan.
Segera setelah berakhir persembahan Silat Pulut di hadapan pasangan pengantin, piring-piring akan diatur dalam berbagai bentuk dan susunan di hadapan pasangan pengantin mengikut jumlah yang diperlukan oleh penari Tari Piring dan kesesuaian kawasan. Dalam masa yang sama, penari Tari Piring telah bersiap sedia dengan menyarungkan dua bentuk cincin khas, yaitu satu di jari tangan kanan dan satu di jari tangan kiri. Penari ini kemudian memegang piring atau ceper yang tidak retak atau sumbing.
2. Mengawali tarian
Tari Piring akan diawali dengan rebana dan gong yang dimainkan oleh para pemusik. Penari akan memulai Tari Piring dengan ’sembah pengantin’ sebanyak tiga kali sebagai tanda hormat kepada pengantin tersebut yaitu; sembah pengantin tangan di hadapan sembah pengantin tangan di sebelah kiri sembah pengantin tangan di sebelah kanan.
3. Saat Menari
Selesai dengan tiga peringkat sembah pengantin, penari Tari Piring akan memulakan tariannya*dengan mencapai piring yang di letakkan di hadapannya serta mengayun-ayunkan tangan ke kanan dan kiri mengikut rentak musik yang dimainkan. Penari kemudian akan berdiri dan mula bertapak atau memijak satu persatu piriring-piring yang telah disusun lebih awal tadi sambil menuju ke arah pasangan pengantin di hadapannya. Pada umumnya, penari Tari Piring akan memastikan bahwa semua piring yang telah diatur tersebut dipijak. Setelah semua piring selesai dipijak, penari Tari Piring akan mengundurkan langkahnya dengan memijak semula piring yang telah disusun tadi. Penari tidak boleh membelakangkan pengantin.
Dalam masa yang sama kedua tangan akan berterusan dihayun ke kanan dan ke kiri sambil menghasilkan bunyi ‘ting ting ting ting …….’ hasil ketukan jari-jari penari yang telah disarung cincin dangan bagian bawah piring. Sesekali, kedua telapan tangan yang diletakkan piring akan dipusing-pusingkan ke atas dan ke bawah disamping seolah-olah memusing-musingkannya di atas kepala
4. Mengakhiri Tarian
Sebuah sajian Tari Piring oleh seseorang penari akan dapat berakhir apabila semua piring telah dipijak dan penari menutup sajiannya dengan melakukan sembah penutup atau sembah pengantin sekali lagi. Sembah penutup juga diakhiri dengan tiga sembah pengantin dengan susunan berikut sembah pengantin tangan sebelah kanan sembah pengantin tangan sebelah kiri sembah pengantin tangan sebelah hadapan
Tempoh atau jangkamasa menari oleh seorang penari Tari Piring adalah bergantung kepada kecekapan dan kemahiran penari itu sendiri. Kecekapan dan kemahiran menghayun piring yang diseimbangkan dengan ketukan cincin amat perIu. Penari Tari Piring yang tidak terlatih mungkin akan menyebabkan piring yang diletakkan di tapak tangan terIepas dan jatuh ke tanah. Biasanya insiden seperti ini amat memalukan penari tersebut.
Dalam masa yang sama kepantasan penari melangkahkan kaki untuk memijak piring yang telah disusun juga akan mempengaruhi tempoh sesebuah Tari Piring. Namun pada keseluruhannya, seseorang penari Tari Piring akan hanya menari dalam tempoh masa antara tiga hingga lima menit sahaja. Oleh itu, pada lazimnya, sesebuah persembahan Tari Piring di hadapan pengantin akan hanya mengambil masa tidak melebihi 15 menit, dengan persembahan Tari Piring oleh antara tiga hingga tujuh orang. PerIu ditekankan bahawa sesebuah persembahan Tari Piring mesti disertai oleh penari dengan jumlah yang ganjil misal satu, tiga, lima, tujuh atau sembilan orang.
Pada kebiasaannya, pakaian yang berwarna-warni dan cantik adalah perkara wajib bagi sesebuah tarian. Tetapi bagi Tari Piring, memadai dengan berbaju Melayu dan bersamping saja. Warna baju juga adalah terserah kepada penari sendiri untuk menentukannya. Namun, warna-warna terang seperti merah dan kuning sering menjadi pilihan kepada penari Tari Piring kerana ia lebih mudah di lihat oleh penonton.
Alat musik yang digunakan untuk mengiringi Tari Piring, memadai dengan pukulan Rebana, Rabab atau Rebab, Talempong Saluang dan Gong sahaja. Pukulan Gong amat penting sekali kerana ia akan menjadi panduan kepada penari untuk menentukan langkah dan gerak Tari Piringnya. Pada kebiasaannya, kumpulan Rebana yang mengiringi dan mengarak pasangan pengantin diberi tanggungjawab untuk mengiringi persembahan Tari Piring. Namun, dalam keadaan tertentu Tari Piring boleh juga diiringi oleh alat musik lain seperti Talempong dan Gendang.
piring.
Tempat pementasan tarian ini dilakukan di balai adat, dapat juga di panggung, lapangan terbuka, ataupun gedung-gedung apabila sudah mendapat izin berdasarkan musyawarah adat. Waktu pementasan disesuaikan dengan gawi adat dilaksanakan. Jika gawi adat dilaksanakan malam hari, maka pelaksanaan pementasan Tari Piring setelah sholat isya. Jika gawi adat dilaksanakan siang hari, maka pementasannya dapat dilakukan menurut waktu yang ditentukan oleh panitia. Durasi tarian ini kurang lebih lima belas menit.
Tarian ini berfungsi sebagai tari hiburan, dipertunjukkan pada acara-acara pesta adat, seperti : pesta perkawinan, pesta penetapan gelar, pesta penyambutan tamu agung, dan pesta hari-hari besar nasional.
Filosofi Tari
Keterkaitan antara gerak dan makna adalah sebagai berikut :
a. Mejong sembah menyatakan baru tiba/datang
b. Ketekh kanan-kiri menyatakan kami akan menari
c. Balik palau menyatakan keindahan dan kerukunan masyarakat Lampung
d. Laga puyuh menyatakan bahwa di daerah Lampung hidup semboyan Sang Bumi Ruwai Jurai
e. Salimpat, artinya masyarakat Saibatin dan Pepadun harus bersatu
f. Sakhak hibos, artinya menyatukan kekeluargaan Lampung Saibatin dan Pepadun untuk hidup mufakat
g. Mejong sembah,menyatakan buguwai (menari) sudah dilaksanakan
Langganan:
Postingan (Atom)